BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Penelitian
percobaan (Ekperimental Research) adalah penelitian yang melihat dan meneliti
adanya akibat setelah subjek dikenai perlakuan pada variabel bebasnya. Jadi,
penelitian eksperimen adalah penelitian yang bertujuan melihat hubungan
sebab-akibat.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar
belakang diatas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa
pengertian penelitian eksperimen ?
2.
Apa saja karakteristik penelitian
eksperimen ?
3.
Bagaimana langkah-langkah penelitian
eksperimen ?
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
salah satu tugas dosen yang diberikan oleh kelompok kami pada mata kuliah
penelitian pendidikan dan memahami tentang penelitian yang bersifat eksperimen
.
BAB II
PEMBAHASAN
METODE PENELITAN EKSPERIMEN
A. Pengertian Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan
suatu penelitian yang menjawab pertanyaan “jika kita melakukan sesuatu
pada kondisi yang dikontrol secara ketat maka apakah yang akan terjadi?”. Untuk
mengetahui apakah ada perubahan atau tidak pada suatu keadaan yang di control
secara ketat maka kita memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi
tersebut dan hal inilah yang dilakukan pada penelitian eksperimen.
Sehingga penelitian eksperimen dapat dikatakan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan (Sugiono : 2010).
Menurut Solso & MacLin (2002),
penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di dalamnya ditemukan
minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan
sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya dalam
menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun
perbedaan perubahan terhadap kelompok yang dikenakan perlakuan.
B. Karakteristik Penelitian
Eksperimen
Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik
penelitian eksperimen, yaitu :
- Variabel-variabel
penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib ketat (rigorous
management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun
random (acak).
- Adanya
kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan
kelompok eksperimen.
- Penelitian
ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan
variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan
variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen,
tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini
meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk
itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek
dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
- Validitas
internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian
eksperimen, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan
pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
- Validitas
eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana
kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan
menggeneralisasikan pada kondisi yang sama.
- Semua
variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang
secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
Selain itu, dalam penelitian
eksperimen ada tiga unsur penting yang harus diperhatikan dalam melakukan
penelitian ini, yaitu kontrol, manipulasi, dan pengamatan. Variabel kontrol
disini adalah inti dari metode eksperimental, karena variabel control inilah
yang akan menjadi standar dalam melihat apakah ada perubahan, maupun perbedaan
yan terjadi akibat perbedaan perlakuan yang diberikan. Sedangkan manipulasi
disini adalah operasi yang sengaja dilakukan dalam penelitian eksperimen. Dalam
penelitian ini, yang dimanipulasi adalah variabel independent dengan melibatkan
kelompok-kelompok perlakuan yang kondisinya berbeda. Setelah peneliti
menerapkan perlakuan eksperimen, ia harus mengamati untuk menentukan apakah
hipotesis perubahan telah terjadi (Observasi).
Dari beberapa penjelasan diatas secara garis besar
dapat kita simpulkan karakteristik penelitian eksperimen adalah antara lain :
- Menggunakan
kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan dengan kelompok
yang dikenai perlakuan eksperimental.
- Menggunakan
sedikitnya dua kelompok
- Harus
mempertimbangkan kesahihan ke dalam (internal validity).
- Harus mempertimbangkan
kesahihan keluar (external validity).
C. Langkah-langkah Penelitian
Eksperimen
Menurut Sukardi, (2003) pada
umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan dengan menempuh langkah-langkah
seperti beriku :
- Melakukan
kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan.
- Mengidentifikasi
dan mendefinisikan masalah.
- Melakukan
studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan
hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi
operasional dan definisi istilah.
- Membuat
rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
a)
Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan
terjadinya
kontaminasi proses eksperimen.
b)
Menentukan cara mengontrol.
c) ` Memilih
rancangan penelitian yang tepat.
d)
Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih
sejumlah
subjek penelitian.
e)
Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
f)
Membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar
diperoleh instrumen yang memenuhi
persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan.
g)
Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.
- Melaksanakan
eksperimen.
- Mengumpulkan
data kasar dan proses eksperimen.
- Mengorganisasikan
dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan.
- Menganalisis
data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan
untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya.
- Menginterpretasikan
basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan.
D. Beberapa Bentuk Desain Penelitian
Eksperimen
Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam
bukunya “Metode Penelitian Pendidikan” tahun 2010, beliau membagi desain
penelitian ekperimen kedalam 3 bentuk yakni pre-experimental design, true
experimental design, dan quasy experimental design.
1. Pre-experimental design
Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design
karena belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat
variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen.
Rancangan ini berguna untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan yang
ada dalam penelitian. Bentuk Pre- Experimental Designs ini ada beberapa macam
antara lain :
a. One – Shoot Case
Study (Studi Kasus Satu Tembakan)
Dimana dalam desain penelitian ini
terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya
diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil
adalah sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan
beberapa jenis perlakuan lalu diukur hasilnya.
b. One – Group Pretest-Posttest
Design (Satu Kelompok Prates-Postes)
Kalau pada desain “a” tidak ada
pretest, maka pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan
demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
c. Intact-Group
Comparison
Pada desain ini terdapat satu
kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu; setengah
kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok
kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
2. True Experimental Design
Dikatakan true experimental
(eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini peneliti dapat
mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan
demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat
menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang
digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara
random (acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok
kontrol dan sampel yang dipilih secara random. Desain true experimental terbagi
atas :
a. Posstest-Only Control Design
Dalam desain ini terdapat dua
kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi
perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut
kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok
kontrol.
b. Pretest-Posttest Control Group Design.
Dalam desain ini terdapat dua
kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi pretest untuk
mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
c. The Solomon Four-Group Design.
Dalam desain ini, dimana salah satu
dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest dan dua
kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari kelompok
nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi
posttest.
3. Quasi Experimental Design
Bentuk desain eksperimen ini
merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan.
Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya
untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-experimental
design. Quasi Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya
sulit medapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi
atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin menggunakan sebagian para
karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian menggunakan prosedur
kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam
menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi
Experimental. Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:
a. Time Series Design
Dalam desain ini kelompok yang
digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi
perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk
mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan.
Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti
kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah
kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui dengan jelas, maka baru diberi
treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok
saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
b. Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan
pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain
ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati
kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok
yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan
postes.
c. Conterbalanced Design
Desain ini semua kelompok menerima
semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang berbeda-beda, dan dilakukan
secara random.
4. Factorial Design
Desain Faktorial selalu melibatkan
dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi).
Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain
true-eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih
variabel, secara individual dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari
desain ini adalah untuk menentukan apakah efek suatu variabel eksperimental
dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel kontrol atau
apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari
variabel kontrol, selain itu juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan
yang tidak dapat dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penelitian
eksperimen merupakan suatu penelitian yang menjawab pertanyaan “jika kita
melakukan sesuatu pada kondisi yang dikontrol secara ketat maka apakah
yang akan terjadi?”. Untuk mengetahui apakah ada perubahan atau tidak pada
suatu keadaan yang di control secara ketat maka kita memerlukan perlakuan (treatment)
pada kondisi tersebut dan hal inilah yang dilakukan pada penelitian
eksperimen. Sehingga penelitian eksperimen dapat dikatakan sebagai metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiono : 2010).
B.
Saran
Ada sebagian orang menganggap bahwa penelitian eksperimen relevan dengan
sains. Barangkali ini disebabkan oleh pengamatan sebagian orang bahwa yang
namanya penelitian eksperimen dilakukan oleh ahli-ahli biologi, kimia, fisika,
dan lain-lain. Tapi sekarang banyak kita jumpai penelitian eksperimen mulai
populer dan banyak dipakai pada ilmu-ilmu sosial, bahasa, atau pendidikan. Dan
semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Danim, S.
2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Faisal, S.
1982. Metodologi Penelitian Pendidikan.Surabaya: Usaha Nasional
Fuchan, A.
2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Solso, R. L
MacLin, M. K, O. H. (2005). Cognitive Psychologi. New York. Pearson
Sudrajat dan
Abdurrahman, M (2000). Statistik untuk Penelitian Pendidikan.
Bandung : Armico.
Sugiyono,
Dr. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit
Alfabeta
Sukardi,
2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar