MAKALAH
MEDIA PEMBELAJARAN,
SUMBER BELAJAR DAN FORMAT PERENCANAAN PEMBELAJARA N
DOSEN : Dra. WARTINI
DI SUSUN OLEH
1.
SUDAWAN SUPRIADI ( 09.87203.080 )
2.
ARDIANTO ( 09.87203.0 )
3.
LAILATUL UDQIYAH ( 09.87203.043 )
4.
RENI APRIANA ( 09.87203.066 )
5.
YUNITA PURNAMA SARI ( 09.87203.101 )
MATA KULIAH :
PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
PRODI :
PENDIDIKAN EKONOMI
AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
( S T K I P )
NURUL HUDA SUKARAJA
KECAMATAN BUAY MADANG – OKU TIMUR
TAHUN AKADEMIK 2011 / 2012
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, yang mana kami dalam menyusun makalah ini tiada halangan suatu apapun.
Dalam hal ini kami akan menyajikan ringkasan yang
berisikan tentang Media/Alat
dan Sumber Belajar serta Format Perencanaan Pembelajaran. Yang mana tujuan kami dalam membuat makalah ini agar semua mahasiswa tahu dan faham dengan Media/Alat dan Sumber Belajar
serta Format Perencanaan Pembelajaran.
Apabila
dalam hasil atau penulisan makalah ini masih ada kekurangan baik dalam
penyajian maupun penulisan, penyusun mohon maaf dan mengharapkan sumbang saran
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Kata Pengantar
.............................................................................................
Daftar Isi
......................................................................................................
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................
1.2 Rumusan Masalah
.................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan
..................................................................................
BAB II
Isi
2.1 Media /Alat Pendidikan
........................................................................
2.1 Sumber Belajar
.....................................................................................
2.3 Format Perencanaan Pembelajaran
......................................................
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
...........................................................................................
3.2 Saran
...................................................................................................
Daftar Pustaka
...........................................................................................
|
i
ii
1
1
1
2
9
13
16
16
17
|
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Media
pembelajaran secara umum
adalah alat bantu proses
belajar mengajar. Segala
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup
pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana
fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video
dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969)
mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi
perangkat keras.
Sumber belajar adalah segala sesuatu
yang dapat dimanfaatkan
oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai.
Dalam pengajaran tradisional guru sering hanya menetapkan
buku teks sebagai sumber belajar, itupun biasanya terbatas hanya dari
salah satu buku tertentu saja.
oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai.
Dalam pengajaran tradisional guru sering hanya menetapkan
buku teks sebagai sumber belajar, itupun biasanya terbatas hanya dari
salah satu buku tertentu saja.
Format perencanaan pembelajaran
adalah materi yang ke dua yang kami bahas, perencanaan pembelajaran sangatlah
penting bagi acuan atau pedoman pengajaran yang digunakan oleh guru dalam
proses pembelajaran sehari-hari.
2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan judul makalah diatas, rumusan masalah yang
menjadi fokus dalam penulisan dan pembahasan makalah kami adalah :
1.
Apa
pengertian media/alat pembelajaran menurut para ahli ?
2.
Bagaimana
perkembangan sumber belajar jaman dulu sampai sekarang ?
3.
Apa manfaat
dari RPP ?
3.1 Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah salah satu tugas dosen yang diberikan oleh
kelompok kami pada mata kuliah perencanaan pembelajaran dan memahami tentang perencanaan
pembelajaran atau yang sering kita dengar dengan RPP.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
MEDIA /ALAT PENDIDIKAN
Zakiah Daradjat 1984;80 menyebutkan pengertian alat
pendidikan dan media pendidikan serta sarana pendidikan adalah sama. Sedangkan
dalam kepustakaan asing, media berasal dari bahasa latin dan bentuk jamak dari medium,
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media merupakan perantara
atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Banyak terdapat batasan rumusan para ahli tetang media;
seperti yang dikemukakan oleh Gagne (1970), media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Senada
dengan pendapat Gagne adalah Briggs yang mendefinisikan segala bentuk fisik
yang dapat menyajikan pesan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dari dua
definisi ini tampak pengertian media mengacu pada penggunaan alat yang berupa
benda untuk membantu proses penyampaian pesan.
Sementara itu Asosiasi Pendidikan Nasional (Nation
Education Association/ NEA) memberikan batasan tentang media yaitu
bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audi visual serta bebagai
peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, di dengar dan
dibaca.
Lebih jauh dari itu, Vernous, sebagaimana yang
dipopulerkan oleh Zakiah Deradjat menyebutkan bahwa media pendidikan adalah
sumber belajar dan dapat juga diartikan dengan manusia dan benda atau peristiwa
yang membuat Majalah Ilmiah Pembelajaran 1, Vol. 1 Mei 2005. kondisi
siswa munkin memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Batasan yang
dikemukakan oleh Vernous lebih luas jangkauan pengertiannya ketimbang batasan
yang dikembangkan sebelumnya, disamping alat yang berupa benda, yang di gunakan
untuk menyalurkan pesan dalam proses pendidikan, pendidikan sebagai figur
sentral atau model dalam proses interaksi edukatif merupakan alat pendidikan
yang juga harus di perhitungkan.
Nampaknya di
beberapa litelatur antara alat dan media pendidikan tidak di bedakan secara
jelas, pada umumnya banyak yang mengidetifikasikan bahwa antara alat dan media
itu tidak bisa dipisahkan dan di bedakan secara jelas, bahkan lebih cendrung
menyamakan kedua term tersebut. Di satu sisi kadang-kadang alat digolongkan
kedalam media, disisi lain media dimasukan kedalam golongan alat. Sementara
penulis cendrung tidak memberikan pengertian yang berbeda antara media dan alat
pendidikan.
Menurut Edgar Dale, dalam dunia pendidikan, penggunaan media
pembelajaran seringkali menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman, yang
membutuhkan media seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru dan
“audio-visual”.
Ada beberapa
jenis media pembelajaran, diantaranya :
1. Media Visual : grafik, diagram, chart,
bagan, poster, kartun, komik
2. Media Audial : radio, tape recorder,
laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3. Projected still media : slide; over head
projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD,
DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Pada hakikatnya bukan media
pembelajaran itu sendiri yang menentukan hasil belajar. Ternyata keberhasilan menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1)
isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima pesan.
Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan
ketiga faktor tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut mampu disampaikan dalam
media pembelajaran tentunya akan memberikan hasil yang maksimal.
-
membantu konsentrasi mahasiswa
-
Menurut Gagne : Komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk
belajar
-
Menurut Briggs : Wahana fisik yang mengandung materi instruksional
-
Menurut Schramm : Teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional
-
Menurut Y. Miarso : Segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa
Tidak diragukan lagi bahwa semua
media itu perlu dalam pembelajaran. Kalau sampai hari ini masih ada guru yang belum
menggunakan media, itu hanya perlu satu hal yaitu perubahan sikap. Dalam
memilih media pembelajaran, perlu disesuaikan dengan kebutuhan,
situasi dan kondisi masing-masing. Dengan perkataan lain, media yang terbaik
adalah media yang ada. Terserah kepada guru bagaimana ia dapat mengembangkannya
secara tepat dilihat dari isi, penjelasan pesan dan karakteristik siswa
untuk menentukan media pembelajaran tersebut.
B.
Fungsi Media Pembelajaran
Efektivitas
proses belajar mengajar (pembelajaran) sangat dipengaruhi oleh faktor metode
dan media pembelajaran yang digunakan. Keduanya saling berkaitan, di mana
pemilihan metode tertentu akan berpengaruh terhadap jenis media yang akan
digunakan.
Dalam arti bahwa
harus ada kesesuaian di antara keduanya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran.
Walaupun ada hal-hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam pemilihan media,
seperti: konteks pembelajaran, karakteristik pebelajar, dan tugas atau respon
yang diharapkan dari pebelajar (Arsyad, 2002). Sedangkan menurut Criticos
(1996), tujuan pembelajaran, hasil belajar, isi materi ajar, rangkaian dan
strategi pembelajaran adalah kriteria untuk seleksi dan produksi media. Dengan
demikian, penataan pembelajaran (iklim, kondisi, dan lingkungan belajar) yang
dilakukan oleh seorang pengajar dipengaruhi oleh peran media yang digunakan.
Pemanfaatan media
dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara
psikologis kepada siswa (Hamalik, 1986). Selanjutnya diungkapkan bahwa
penggunaan media pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran
dan penyampaian informasi (pesan dan isi pelajaran) pada saat itu.
Kehadiran media
dalam pembelajaran juga dikatakan dapat membantu peningkatan pemahaman siswa,
penyajian data/informasi lebih menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran
data, dan memadatkan informasi.
Jadi dalam hal
ini dikatakan bahwa fungsi media adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan
belajar mengajar.
Sadiman, dkk
(1990) menyampaikan fungsi media (media pendidikan) secara umum, adalah sebagai
berikut: (i) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual;
(ii) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misal objek yang
terlalu besar untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan gambar, slide, dsb.,
peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat film, video,
fota atau film bingkai; (iii) meningkatkan kegairahan belajar, memungkinkan
siswa belajar sendiri berdasarkan minat dan kemampuannya, dan mengatasi sikap
pasif siswa; dan (iv) memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman
dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran.
Fungsi media,
khususnya media visual juga dikemukakan oleh Levie dan Lentz, seperti yang
dikutip oleh Arsyad (2002) bahwa media tersebut memiliki empat fungsi yaitu:
fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Dalam
fungsi atensi, media visual dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran. Fungsi afektif dari media visual dapat
diamati dari tingkat “kenikmatan” siswa ketika belajar (membaca) teks
bergambar. Dalam hal ini gambar atau simbul visual dapat menggugah emosi dan
sikap siswa. Berdasarkan temuan-temuan penelitian diungkapkan bahwa fungsi
kognitif media visual melalui gambar atau lambang visual dapat mempercepat
pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan mengingat pesan/informasi
yang terkandung dalam gambar atau lambang visual tersebut.
Fungsi
kompensatoris media pembelajaran adalah memberikan konteks kepada siswa yang
kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan mengingat kembali informasi
dalam teks. Dengan kata lain bahwa media pembelajaran ini berfungsi untuk
mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi
pelajaran yang disajikan dalam bentuk teks (disampaikan secara verbal).
Dengan
menggunakan istilah media pengajaran, Sudjana dan Rivai (1992) mengemukakan
beberapa manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu: (i) dapat menumbuhkan
motivasi belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka;
(ii) makna bahan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami
siswa dan memungkinkan terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan
pengajaran; (iii) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
didasarkan atas komunikasi verbal melalui kata-kata; dan (iv) siswa lebih
banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan
tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan memerankan.
Berdasarkan atas
beberapa fungsi media pembelajaran yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh yang
besar terhadap alat-alat indera. Terhadap pemahaman isi pelajaran, secara nalar
dapat dikemukakan bahwa dengan penggunaan media akan lebih menjamin terjadinya
pemahaman yang lebih baik pada siswa. Pebelajar yang belajar lewat mendengarkan
saja akan berbeda tingkat pemahaman dan lamanya “ingatan” bertahan,
dibandingkan dengan pebelajar yang belajar lewat melihat atau
sekaligus mendengarkan dan melihat. Media pembelajaran juga mampu membangkitkan
dan membawa pebelajar ke dalam suasana rasa senang dan gembira, di mana ada
keterlibatan emosianal dan mental. Tentu hal ini berpengaruh terhadap semangat
mereka belajar dan kondisi pembelajaran yang lebih hidup, yang nantinya bermuara
kepada peningkatan pemahaman pebelajar terhadap materi ajar.
C.
KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN
Media
pembelajaran merupakan komponen instruksional yang meliputi pesan, orang, dan
peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam dunia pendidikan (misalnya
teori/konsep baru dan teknologi), media pendidikan (pembelajaran) terus
mengalami perkembangan dan tampil dalam berbagai jenis dan format, dengan
masing-masing ciri dan kemampuannya sendiri. Dari sinilah kemudian timbul
usaha-usaha untuk melakukan klasifikasi atau pengelompokan media, yang mengarah
kepada pembuatan taksonomi media pendidikan/pembelajaran.
Usaha-usaha ke
arah taksonomi media tersebut telah dilakukan oleh beberapa ahli. Rudy Bretz,
mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu suara, visual (berupa
gambar, garis, dan simbol), dan gerak. Di samping itu juga, Bretz membedakan
antara media siar (telecommunication) dan media rekam (recording).
Dengan demikian, media menurut taksonomi Bretz dikelompokkan menjasi 8
kategori: 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media
audio semi gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi
gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak.
Pengelompokan
menurut tingkat kerumitan perangkat media, khususnya media audio-visual,
dilakukan oleh C.J Duncan, dengan menyususn suatu hirarki. Dari hirarki yang
digambarkan oleh Duncan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa semakin tinggi
tingkat hirarki suatu media, semakin rendah satuan biayanya dan semakin khusus
sifat penggunaannya. Namun demikian, kemudahan dan keluwesan penggunaannya
semakin bertambah. Begitu juga sebaliknya, jika suatu media berada pada hirarki
paling rendah.
Schramm (dalam
Sadiman, dkk., 1986) juga melakukan pegelompokan media berdasarkan tingkat
kerumitan dan besarnya biaya. Dalam hal ini, menurut Schramm ada dua kelompok
media yaitu big media (rumit dan mahal) dan little media
(sederhana dan murah). Lebih jauh lagi ahli ini menyebutkan ada media massal,
media kelompok, dan media individu, yang didasarkan atas daya liput media.
Beberapa ahli
yang lain seperti Gagne, Briggs, Edling, dan Allen, membuat taksonomi media
dengan pertimbangan yang lebih berfokus pada proses dan interaksi dalam
belajar, ketimbang sifat medianya sendiri. Gagne misalnya, mengelompokkan media
berdasarkan tingkatan hirarki belajar yang dikembangkannya. Menurutnya, ada 7
macam kelompok media seperti: benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan,
media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar.
Briggs mengklasifikasikan media menjadi 13 jenis berdasarkan kesesuaian
rangsangan yang ditimbulkan media dengan karakteristik siswa. Ketiga belas
jenis media tersebut adalah: objek/benda nyata, model, suara langsung, rekaman
audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi,
film bingkai, film (16 mm), film rangkai, televisi, dan gambar (grafis).
Sejalan dengan
perkembangan teknologi, maka media pembelajaran pun mengalami perkembangan
melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri. Berdasarkan perkembangan teknologi
tersebut, Arsyad (2002) mengklasifikasikan media atas empat kelompok:
1) media hasil
teknologi cetak,
2) media hasil
teknologi audio-visual,
3) media hasil
teknologi berbasis komputer, dan
4) media hasil
gabungan teknologi cetak dan komputer.
Seels dan Glasgow
(dalam Arsyad, 2002) membagi media ke dalam dua kelompok besar, yaitu: media
tradisional dan media teknologi mutakhir. Pilihan media tradisional berupa
media visual diam tak diproyeksikan dan yang diproyeksikan, audio, penyajian
multimedia, visual dinamis yang diproyeksikan, media cetak, permainan, dan
media realia. Sedangkan pilihan media teknologi mutakhir berupa media berbasis
telekomunikasi (misal teleconference) dan media berbasis mikroprosesor (misal:
permainan komputer dan hypermedia).
Dari beberapa
pengelompokkan media yang dikemukakan di atas, tampaknya bahwa hingga saat ini
belum terdapat suatu kesepakatan tentang klasifikasi (sistem taksonomi) media
yang baku. Dengan kata lain, belum ada taksonomi media yang berlaku umum dan
mencakup segala aspeknya, terutama untuk suatu sistem instruksional
(pembelajaran). Atau memang tidak akan pernah ada suatu sistem klasifikasi atau
pengelompokan yang sahih dan berlaku umum. Meskipun demikian, apapun dan
bagaimanapun cara yang ditempuh dalam mengklasifikasikan media, semuanya itu
memberikan informasi tentang spesifikasi media yang sangat perlu kita ketahui.
Pengelompokan media yang sudah ada pada saat ini dapat memperjelas perbedaan
tujuan penggunaan, fungsi dan kemampuannya, sehingga bisa dijadikan pedoman
dalam memilih media yang sesuai untuk suatu pembelajaran tertentu.
D.
KARAKTERISTIK BEBERAPA JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
Setiap media
pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, yang dikaitkan atau dilihat dari
berbagai segi. Misalnya, Schramm melihat karakteristik media dari segi
ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh
pemakai (Sadiman, dkk., 1990). Karakteristik media juga dapat dilihat menurut
kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera. Dalam hal ini,
pengetahuan mengenai karakteristik media pembelajaran sangat penting artinya
untuk pengelompokan dan pemilihan media. Kemp, 1975, (dalam Sadiman, dkk.,
1990) juga mengemukakan bahwa karakteristik media merupakan dasar pemilihan media
yang disesuaikan dengan situasi belajar tertentu.
Gerlach dan Ely
mengemukakan tiga karakteristik media berdasarkan petunjuk penggunaan media
pembelajaran untuk mengantisipasi kondisi pembelajaran di mana guru tidak mampu
atau kurang efektif dapat melakukannya. Ketiga karakteristik atau ciri media
pembelajaran tersebut (Arsyad, 2002) adalah:
a) ciri fiksatif, yang menggambarkan
kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi
suatu peristiwa atau obyek;
b) ciri manipulatif, yaitu
kamampuan media untuk mentransformasi suatu obyek, kejadian atau proses dalam
mengatasi masalah ruang dan waktu. Sebagai contoh, misalnya proses larva
menjadi kepompong dan kemudian menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan waktu
yang lebih singkat (atau dipercepat dengan teknik time-lapse recording).
Atau sebaliknya, suatu kejadian/peristiwa dapat diperlambat penayangannya agar
diperoleh urut-urutan yang jelas dari kejadian/peristiwa tersebut;
c) ciri
distributif, yang menggambarkan kemampuan media mentransportasikan obyek
atau kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian itu disajikan kepada
sejumlah besar siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang
relatif sama mengenai kejadian tersebut.
2. 2 Sumber belajar
Sumber
belajar menurut Association Educational Comunication and Tehnology AECT
(Suratno, 2008) meliputi semua sumber yang dapat digunakan oleh pelajar baik
secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informasi,
untuk memberikan fasilitas belajar. Sumber itu meliputi pesan, orang, bahan,
peralatan, teknik dan tata tempat.
Sumber Belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dimanfaatkan
oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai.
Dalam pengajaran tradisional guru sering hanya menetapkan
buku teks sebagai sumber belajar, itupun biasanya terbatas hanya dari
salah satu buku tertentu saja. Dalam proses pembelajaran yang
dianggap modern maka sumber belajar tidak hanya buku saja, tetapi
guru sebaiknya memanfaatkan sumber lain selain buku wajib,
misalnya, film, majalah, laboratorium, perpustakaan dan lain
sebagainya.
Evaluasi merupakan proses memberikan pertimbangan
mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipetimbangkan. Evaluasi
dalam pembelajaran bukan hanya sekedar untukmengukur
keberhasilan siswa dalam pencapaian hasil belajar atua prestasi
belajar, tetapi juga untuk mengumpulkan informasi tentang proses
pembelajaran yang dilakukan setiap siswa. Oleh sebab itu, dalam
perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP), setiap guru tidak hanya
menentukan tes sebagai alat evaluasi akan tetapi juga menggunakan
nontes dalam bentuk tugas misalnya wawancara.
oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai.
Dalam pengajaran tradisional guru sering hanya menetapkan
buku teks sebagai sumber belajar, itupun biasanya terbatas hanya dari
salah satu buku tertentu saja. Dalam proses pembelajaran yang
dianggap modern maka sumber belajar tidak hanya buku saja, tetapi
guru sebaiknya memanfaatkan sumber lain selain buku wajib,
misalnya, film, majalah, laboratorium, perpustakaan dan lain
sebagainya.
Evaluasi merupakan proses memberikan pertimbangan
mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipetimbangkan. Evaluasi
dalam pembelajaran bukan hanya sekedar untukmengukur
keberhasilan siswa dalam pencapaian hasil belajar atua prestasi
belajar, tetapi juga untuk mengumpulkan informasi tentang proses
pembelajaran yang dilakukan setiap siswa. Oleh sebab itu, dalam
perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP), setiap guru tidak hanya
menentukan tes sebagai alat evaluasi akan tetapi juga menggunakan
nontes dalam bentuk tugas misalnya wawancara.
a.
Perkembangan Sumber Belajar
1. Sumber
Belajar Praguru
Pada zaman
praguru, sumber belajar utamanya adalah orang dalam lingkungan keluarga atau
kelompok karena sumber belajar lainnya dianggap belum ada atau masih sangat langka
(Sadiman, 1989: 143). Bentuk benda yang digunakan sebagai sumber belajar antara
lain adalah : batu-batu, debu, daun-daunan, kulit pohon, kulit binatang dan
kulit karang. Isi pesan itu sendiri ada yang disajikan dengan isyarat verbal
dan ada yang menggunakan tulisan. Perbedaan ini terletak pada tingkat kemajuan
peradaban masing-masing suku bangsa itu sendiri. Sumber belajar jumlahnya langka,
sedangkan pencari pengetahuan jumlahnya lebih banyak, maka pengetahuan
diperoleh dengan coba-coba sendiri. Oleh sebab itu kondisi pendidikan masih
sederhana dan berada di bawah kontrol keluarga dan anggota masyarakat,
pendidikan masih tertutup, rumusan tujuan pembelajaran tidak dirumuskan dalam
kurikulum. Sehingga tidak ada keteraturan isi pembelajaran.
2. Lahirnya Guru sebagai Sumber Belajar Utama
Pendidikan pada zaman praguru tahap demi tahap berubah. Akibat perubahan
itu terjadi pula perubahan pada sistem pendidikan dan pada kondisi sumber
belajar komponen lainnya dari sistem tersebut. Dengan demikian terjadi
perubahan pada cara pengelolaan, isi ajaran, peranan orang, teknik yang
digunakan, desain pemilihan bahan, namun demikian sumber belajar masih sangat
terbatas, sehingga kedudukan orang merupakan belajar utama. Proses belajar
tidak lagi ditangani oleh anggota keluarga, tetapi sudah diserahkan kepada
orang tertentu. Orang yang menangani secara khusus tentang pendidikan disebut
Guru dibantu dengan sumber belajar penunjang yang berbentuk masih sederhana dan
jumlahnya terbatas sekali. Oleh sebab itu kelancaran Proses Instruksional dan
Kualitas pendidikan sangat bergantung pada kualitas guru.
3. Sumber Belajar Dalam Bentuk Cetak
Adanya perkembangan industri yang cepat, pada akhirnya dapat diproduksi
peralatan dan bahan yang jumlahnya besar. Dengan diketemukannya alat cetak,
maka lahirlah sumber belajar baru yang berbentuk cetak lainnya yang belum
pernah ada sebelumnya. Konsekuensi diketemukannya sumber belajar tersebut
adalah terjadinya perubahan tugas dan peranan guru dalam pembelajaran. Semula
guru merupakan sumber belajar utama yang mempunyai tugas sangat berat, dengan
lahirnya sumber belajar cetak maka tugas guru menjadi ringan.
Contoh sumber belajar cetak adalah: buku, komik, majalah, koran, panplet.
Dengan lahirnya sumber belajar cetak ini, maka isi pembelajaran dapat
diperbanyak dengan cepat dan disebarkan ke berbagai pihak dengan mudah,
sehingga merupakan kejutan baru dalam sistem instruksional pada saat itu.
4. Sumber Belajar yang Berasal dari Teknologi Komunikasi
Dengan diketemukannya berbagai alat dan bahan (hardware dan software)
pada abad 17, efeknya sangat besar terhadap sistem pendidikan secara
keseluruhan. Setelah timbul istilah teknologi dalam pendidikan yang pada akhir
perang dunia kedua mulai berubah menjadi ilmu baru yang disebut teknologi
pendidikan dan teknologi instruksional. Pengertian teknologi dalam pendidikan
populer dengan istilah audio visual, yakni pemanfaatan bahan-bahan audio visual
dan berbentuk kombinasi lainnya dalam sistem pendidikan.
Pada akhir perang dunia kedua mulai timbul suatu kecendrungan baru dalam
bidang audiovisual kearah dua kerangka konseptual baru yang paralel, yaitu
teori komunikasi dan konsep sistem (AECT, 1977). Karena pengaruh-pengaruh ilmu
sosial seperti: psikologi, sosiologi, komunikasi, teori belajar, maka cara
mendesain sumber belajar lebih terarah, lebih spesipik dan disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik. Sumber belajar seperti ini lebih populer dengan
istilah media instruksional. Misalnya: program televisi pendidikan, program
radio pendidikan, film pendidikan, slide pendidikan, komputer pendidikan dan
lain-lain.
Keempat perkembangan sejarah sumber belajar ini oleh Eric Ashby dalam
Sadiman (1989), disebut sebagai empat perkembangan keajaiban yang terjadi dalam
dunia pendidikan sehingga dianggap sebagai revolusi pendidikan.
b. Fungsi/Manfaat Sumber Belajar
Sumber belajar memiliki fungsi
sebagai berikut :
1. Meningkatkan produktivitas
pembelajaran dengan jalan:
(a) mempercepat laju belajar dan
membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan
(b) mengurangi beban guru dalam
menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan
gairah.
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran
yang sifatnya lebih individual, dengan cara:
(a) mengurangi kontrol guru yang
kaku dan tradisional; dan
(b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang
sesuai dengan kemampuannnya.
3. Memberikan dasar yang lebih
ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:
(a) perancangan program pembelajaran yang lebih
sistematis; dan
(b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh
penelitian.
4. Lebih memantapkan pembelajaran,
dengan jalan:
(a) meningkatkan kemampuan sumber belajar;
(b) penyajian informasi dan bahan secara lebih
kongkrit.
5. Memungkinkan belajar secara
seketika, yaitu:
(a) mengurangi kesenjangan antara
pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya
kongkrit;
(b) memberikan pengetahuan yang
sifatnya langsung.
6. Memungkinkan penyajian
pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus
batas geografis.
.
2.3 Format Perencanaan Pembelajaran
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah :
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas / Semester : X (sepuluh) / 1
Standar Kompetensi: 1.
Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya
dengan kebutuhan manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi.
Kompetensi Dasar : 1.1
Mengidentifikasi kebutuhan manusia.
Indikator Pencapaian Kompetensi : 1.
Mendeskripsikan pengertian kebutuhan.
2.
Mendeskripsikan jenis-jenis kebutuhan.
3.Mengidentifikasi
hal-hal yang mempengaruhi kebutuhan.
5.Mendeskripsikan
macam-macam benda pemuas kebutuhan.
6.
Mendeskripsikan kegunaan benda pemuas kebutuhan.
Alokasi Waktu : 3 x 45
menit
A. Tujuan Pembelajaran
a)
Siswa dapat mendeskripsikan pengertian kebutuhan.
b)
Siswa dapat mendeskripsikan jenis-jenis kebutuhan.
c)
Siswa dapat mengidentifikasi hal-hal yang mempengaruhi
kebutuhan.
d)
Siswa
dapat mengidentifikasi pengertian benda pemuas kebutuhan.
e)
Siswa dapat mendeskripsikan macam-macam benda pemuas
kebutuhan.
f)
Siswa dapat mendeskripsikan kegunaan benda pemuas
kebutuhan.
Karakter siswa yang diharapkan :
§
Kerja
keras, Jujur, saling menghargai.
Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :
§
Kerja
keras, jujur, saling menghargai orang lain,
, inovatif,
B. Materi
Pokok
Kebutuhan manusia
C. Uraian
Materi
a)
Pengertian
kebutuhan
b)
Macam-macam
kebutuhan
c)
Hal-hal
yang mempengaruhi kebutuhan
d)
Pengertian
benda pemuas kebutuhan
e)
Macam-macam
benda pemuas kebutuhan
f)
Kegunaan
benda pemuas kebutuhan
D.
Pendekatan
Kontekstual
E. Metode
Pembelajaran
Diskusi
kelompok
Strategi
Pembelajaran
Tatap Muka
|
Terstruktur
|
Mandiri
|
·
Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan
kebutuhan manusia, kelangkaan, dan sistem ekonomi.
|
·
Mencari informasi tentang pengertian kebutuhan manusia
melalui berbagai macam sumber.
|
·
Siswa dapat Mengidentifikasi kebutuhan manusia.
|
F. Skenario Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
Guru mengingatkan dan mengembangkan pengetahuan
siswa tentang kebutuhan siswa sendiri dan pengertian kebutuhan pada umumnya.
Kemudian guru mempersilakan siswa memasuki ruang audio visual untuk melihat
tayangan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan atau melakukan kunjungan
ke pasar di daerah sekitar. Selama kegiatan tersebut, guru menghimbau siswa
untuk mencatat hal-hal yang penting.
b. Motivasi
Pemenuhan kebutuhan adalah salah satu kegiatan
ekonomi yang sangat mendasar. Pada pemenuhan kebutuhan, terlihat sikap
seseorang dalam perencanaan perjalanan hidupnya.
2. Kegiatan
Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan
eksplorasi, guru:
a. Siswa
dapat mendeskripsikan pengertian kebutuhan.(nilai
yang ditanamkan: Kerja
keras, Jujur, saling menghargai.);
Elaborasi
Dalam
kegiatan elaborasi, guru:
a. Siswa dikelompokkan
menjadi enam kelompok, di mana masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang
(disesuaikan dengan jumlah siswa).(nilai
yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);
b. Kelompok pertama
diberi tugas untuk mendeskripsikan pengertian kebutuhan.(nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling
menghargai.);
c.
Kelompok kedua diberi tugas untuk mendeskripsikan jenis-jenis kebutuhan.(nilai
yang ditanamkan: Kerja
keras, Jujur, saling menghargai.);
d.
Kelompok ketiga diberi tugas untuk mengidentifikasi hal-hal yang mempengaruhi
kebutuhan.(nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur,
saling menghargai.);
e.
Kelompok keempat diberi tugas untuk mengidentifikasi pengertian benda pemuas
kebutuhan.(nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur,
saling menghargai.);
f.
Kelompok kelima diberi tugas untuk mendeskripsikan macam-macam benda pemuas
kebutuhan.(nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur,
saling menghargai.);
g.
Kelompok keenam diberi tugas untuk mendeskripsikan kegunaan benda pemuas
kebutuhan.(nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur,
saling menghargai.);
h.
Masing-masing kelompok mempersentasikan tugasnya di depan kelas, sedangkan
kelompok yang lain menanggapi.(nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur,
saling menghargai.);
i.
Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan.(nilai
yang ditanamkan: Kerja
keras, Jujur, saling menghargai.);
Konfirmasi
Dalam kegiatan
konfirmasi, Siswa:
a. Menyimpulkan tentang
hal-hal yang belum diketahui(nilai
yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);
b. Menjelaskan tentang
hal-hal yang belum diketahui.(nilai
yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.)
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa melakukan
refleksi. (nilai yang ditanamkan: Kerja
keras, Jujur, saling menghargai.);
b. Penilaian. (nilai yang ditanamkan: Kerja
keras, Jujur, saling menghargai.);
- Tes lisan dengan beberapa pertanyaan (kognitif)
- Lembar pengamatan (afektif)
- Lembar pengamatan (psiko motorik)
c. Siswa mengerjakan
soal-soal evaluasi yang terdapat pada buku teks Ekonomi (nilai
yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);
G. Sumber
dan Alat
Buku
teks, LCD, spidol
Mengetahui sumber
agung..................... 2012
Kepala sekolah Guru
Mata Pelajaran Ekonomi
.............................. ............................
NIP. NIP.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dalam awal
perkembangannya, media memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan
pembelajaran, yaitu alat bantu mengajar bagi guru (teaching aids).
Sebagai alat bantu dalam mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman
kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa.
Dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang, misalnya dalam teknologi komunikasi
dan informasi pada saat ini, media pembelajaran memiliki posisi sentral dalam
proses belajar dan bukan semata-mata sebagai alat bantu.
Pemanfaatan
sumber belajar selain guru, sangat selektif dan sangat ketat di bawah petunjuk
dan kontrol guru. Di samping itu guru sering memaksakan penggunaan sumber
belajar yang kurang relevan dengan ciri-ciri peserta didik dan tujuan belajar,
hal ini terjadi karena sumber belajar yang tersedia terbatas. Peranan Sumber
Belajar secara keseluruhan seperti terlihat dalam pola komunikasinya selain
guru rendah. Keterbatasan penggunaan sumber belajar terjadi karena metode
pembelajaran yang utama hanyalah metode ceramah.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya penulisan makalah ini kita semua dapat
mengambil ilmu yang terdapat didalam
makalah ini, harapan kami agar kita dapat belajar bersama dan saling memberikan
kritikan dan saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR PUSTAKA
AECT. 1977. Definisi Teknologi
Pendidikan. (Diterjemahkan oleh PAU di Universitas Terbuka). Penerbit
Manajemen PT. Grafindo Persada. Jakarta.
Sadiman, A.S., Rahardjo,
R., Haryono, A., & Rahadjito. 1990. Media Pendidikan: pengertian,
pengembangan dan pemanfaatannya, edisi 1. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.
Sudjana, N. & Rivai, A. 1992. Media
Pengajaran. Bandung: Penerbit CV. Sinar Baru
Badung.